Rabu, 15 November 2017

MAKALAH ERP tentang purcahse order di PT.DIAMOND GALLERY

MAKALAH
Penerapan BPMN pada Divisi Logistik Purchase Order
di PT. Diamond Gallery


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Pada Mata Kuliah ERP
Dosen Pengampu Bapak Dedy Alamsyah.,S.Kom M.kom


Disusun Oleh :
1.     Intan Nurfiana Narulita   ( 14-55-201-190 )
2.     Dini Aulia                      ( 14-55-201-153 )
3.     Fahman Fahrizal             ( 14-55-201-140 )

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2017



ABSTRAK

         BPMN (Business Process Modelling Notation) adalah suatu metodologi yang relatif baru tetapi saat ini mulai banyak diterima oleh kalangan luas sebagai suatu model standar untuk menggambarkan proses bisnis suatu organisasi. BPMN tidak hanya terdiri atas model diagram tetapi juga dilengkapi dengan serangkaian alat bantu untuk menurunkan proses tersebut menjadi bahasa eksekusi bisnis. Kelebihan metoda BPMN dalam memodelkan masalah terletak pada kemampuannya untuk memodelkan bisnis yang bertipe e-bisnis dengan aliran informasi berupa pesan-pesan (message) yang dilewatkan antar entitas bisnis.

Pada makalah ini, BPMN dicoba diterapkan untuk memodelkan proses bisnis fungsi logistik di sebuah perusahaan. Model BPMN dipilih karena dianggap dapat menggambarkan kondisi proses bisnis yang sebenarnya, yang melibatkan berbagai pihak di luar perusahaan dalam mengelola logistik, dan kebanyakan komunikasi antar entitas bisnis dilakukan melalui pesan-pesan dalam konsep e-bisnis. Dari analisis atas proses bisnis pada divisi logistik tersebut dihasilkan 2 lapisan model diagram BPMN yaitu level 1 (untuk kasus penelusuran PO normal) dan level 2 (untuk kasus penelusuran PO bermasalah). Dari hasil pemodelan ini dapat dilihat adanya interaksi B2B antar berbagai entitas bisnis yang terkait.

Kata kunci: BPMN, Proses Bisnis, Logistik, E-bisnis, B2B.







 DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan  kesempatan  kepada penulis dalam  mengembangkan karya tulis ini yang berjudul “Penerapan BPMN  pada Divisi Logistik Purchase Order di PT.Diamond Gallery”.
 Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dedy Alamsyah., S.Kom, M.Kom selaku dosen mata kuliah ERP , yang telah memberikan  kesempatan  kepada penulis untuk menyusun karya tulis ini sebagai tugas kelompok mata kuliah ini.
Dan Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam mengembangkan karya tulis ini.
         Dalam penulisan karya tulis ini banyak sekali terdapat kekurangan dan kelemahannya baik dari segi penulisan dan juga materi itu dikarenakan penulis masih dalam proses belajar. Kritik dan saran yang membangun penulis harapkan dari para pembaca.
            Demikianlah karya tulis ini penulis buat agar bermanfaat baik bagi diri penulis maupun bagi orang lain yang membacanya.

Tangerang,          November 2017

 Penulis



BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Tahapan awal dalam menganalisis proses bisnis adalah menggambarkan proses bisnis tersebut . Agar proses bisnis ini dapat dikomunikasikan dengan mudah ke semua pihak yang terkait maka diperlukan teknik pemodelan proses bisnis yang praktis tetapi cukup representatif mewakili proses yang sebenarnya. Salah satu model yang saat ini mulai banyak diadopsi oleh organisasi adalah BPMN yang dirilis pertama kali pada pertengahan tahun 2004.
BPMN adalah singkatan dari Business Process Modeling Notation, yaitu suatu metodologi baru yang dikembangkan oleh Business Process Modeling Initiative sebagai suatu standard baru pada pemodelan proses bisnis, dan juga sebagai alat desain pada sistem yang kompleks seperti sistem e-Business yang berbasis pesan (message-based).Tujuan utama dari BPMN adalah menyediakan notasi yang mudah digunakan dan bisa dimengerti oleh semua orang yang terlibat dalam bisnis, yang meliputi bisnis analis yang memodelkan proses bisnis. Seperti usaha souvenir mug PT.Diamond Gallery penerapan BPMN untuk memodelkan proses bisnis pada divisi logistik sebuah perusahaan. Model BMPN digunakan karena dalam operasionalnya divisi logistik perusahaan ini benar-benar berperan sebagai kordinator logistik saja, tidak meliputi manajemen pergudangan karena pergudangannya diserahkan ke pihak luar (outsource).




1.2  Identifikasi Masalah
 Berdasarkan latar belakang masalah, maka Penulis dapat mengambil pokok permasalahan yang dihadapi oleh PT. Diamond Gallery :
1.      Memperincikan proses kerja divisi logistic di PT.Diamond Gallery
2.      Memperincikan Proses bisnis pada divisi logistik untuk mencapai kinerja optimal divisi Logistik di PT.Diamond Gallery.

1.3 Rumusan Masalah
Rumusan permasalahan dalam Makalah proses bisnis ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana proses perincian proses kerja divisi logistik di PT.Diamond Gallery ?
2.      Bagaimana proses Proses bisnis pada divisi logistik untuk mencapai kinerja optimal Divisi Logistik di PT.Diamond Gallery ?
1.4 Batasan Masalah
Untuk memperjelas pemodelan maka dilakukan pembatasan, asumsi dan penegasan keadaan sebagai berikut:

1.      Proses bisnis yang dimodelkan adalah berdasarkan proses kerja divisi logistik dan tidak memperhatikan secara terperinci proses kerja di divisi lain.

2.      Fungsi bisnis Supplier dan Gudang dikelola oleh perusahaan terpisah (tidak berada pada satu perusahaan yang sama)

3.      Fungsi bisnis Supplier dan Gudang juga berada di luar perusahaan yang dikaji PT.Diamond Gallery dan merupakan mitra bisnis PT.Diamond Gallery

4.      Divisi Logistik tidak menangani fungsi pembelian barang, penetapan harga, pemilihan mitra bisnis (supplier/gudang), dan pengadaan tender.

5.      Proses bisnis dimodelkan untuk mencapai kinerja optimal divisi Logistik yaitu dapat memenuhi permintaan barang dan dapat menelusuri jejak status setiap permintaan barang.

1.5   Tujuan dan Manfaat Makalah
1.5.1.    Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Sebagai studi kasus Program Studi Teknik Informatika di Universitas Muhammadiyah Tangerang.
2.      Untuk menganalisa bisnis proses  usaha souvenir mug di PT.Diamond Gallery
1.5.2.   Adapun manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.         Penulis
Untuk mengembangkan kemampuan dan  menerapkan  ilmu pengetahuan yang telah penyusun dapatkan dari bangku kuliah kedalam dunia kerja secara langsung serta pengalaman dan wawasan pengetahuan bagaimana proses bisnis divisi logistik .
2.      PT. Diamond Gallery
Menjadikankan hasil ini untuk mengetahui bagaimana proses bisnis dan proses kerja di bagian Divisi logistik PT.Diamond Gallery.
3.      Universitas Muhammadiyah Tangerang
Dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan lembaga dalam pendidikan.

1.6         Metode Penelitian
1.6.1     Teknik Pengumpulan Data
1.      Metode Observasi
Penyusun mengumpulkan data melalui riset dan peninjauan langsung dengan melihat proses kerja pada proses bisnis souvenir mug di PT.Diamond Gallery sehingga dapat diketahui hambatan-hambatan serta kekurangan yang terjadi dalam melaksanakan pekerjaan tersebut.
2.      Metode Wawancara
Wawancara dilakukan kepada  yang bersangkutan terhadap proses bisnis  souvenir mug di PT.Diamond Gallery,sehingga dapat diketahui permasalahan yang terjadi.
1.7          Sistematika Penulisan
Sistematika ini dibuat secara menyeluruh dan berkaitan satu sama lain dengan maksud dan tujuan untuk mempermudah dalam pengambilan keputusan. Adapun sistematika penulisan Makalah ini yaitu:

Bab I             Pendahuluan
Bab ini penyusun menjelaskan bagian pengantar dari masalah yang di bahas dalam makalah ini, yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II            Gambaran Umum Perusahaan
Pada bab ini penyusun menjelaskan dan terinci tentang profil perusahaan dan sistem yang digunakan sebagai bahan penulisan makalah yang berisi nama badan usaha, struktur organisasi, lokasi atau tempat serta ruang lingkup perusahaan itu sendiri. Memberikan gambaran tentang bagaimana prosedur dari sistem yang sudah ada meliputi jalannya yang disesuaikan dengan ruang lingkup kegiatan yang digunakan oleh suatu badan usaha atau organisasi.
Bab III           Pembahasan
Pada bab ini penyusun menjelaskan bagaimana tugas divisi logistik dalam penerapan BPMN di usaha souvenir mug di PT.Diamond Gallery
Bab V           Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini kesimpulan  penyusun dalam melakukan analisa selama kerja praktek di PT. Diamond Gallery, dan juga saran dan masukan penyusun dalam membantu masalah yang ada di PT. Diamond Gallery berdasarkan analisa penulis.
           
           




 BAB III
GAMBARAN UMUM PT.DIAMOND GALLERY

3.1 Umum
          PT. Diamond Gallery adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang percetakan mug . Perusahaan ini menyediakan berbagai macam mug , mulai dari pembuatan bentuk mug hingga  melayani sablon mug untuk souvenir – souvenir pernikahan ataupun acara lainnya .

3.2 Sejarah PT. Diamond Gallery
            Didirikan pada tahun 2016 dengan nama PT. Diamond Gallery merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang percetakan . Didirikan pada tanggal  15 juni 2016, awalnya hanyalah usaha sampingan dari seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tangerang . Namun berjalannya waktu usaha ini semakin besar , semakin di minati oleh masyarakat, untuk souvenir khususnya . PT. Diamond Gallery kini semakin berkembang pesat , sehingga tiap bulan selalu merekrut karyawan-karyawan melihat permintaan pasar semakin melonjak . Dimana alamat usaha souvenir PT. Diamond Gallery ini berada  di Kp.Gembor RT 03 RW 05 , Pasir Jaya , Jatiuwung , Tangerang .
Usaha pembuatan Mug ini  memang sangat di butuhkan untuk sekarang ini, mug salah satu media yang disukai masyarakat khususnya perusahaan perusahan besar  untuk ajang promosi .
PT.Diamond Gallery ini di pimpin oleh Bapak Azka Wibisono, dimana beliau sudah berpengalaman tentang proses pembuatan mug mulai dari memilih bahan untuk di produksi hingga proses pemasarannya ke masysrakat . Metode yang di gunakan dalam pemasarannya sering dengan menggunakan media sosial lalu bermuncul kan distributor, reseller, bahkan hingga system dropsis .  

3.3  Visi, Misi dan Tujuan
3.3.1 Visi  Diamond Gallery
            Visi PT. Diamond Gallery sebagai berikut :
“Ketika konsumen/pembeli menggunakan gelas inovasi tersebut pengguna akan merasa bahwa sosok mereka telah beberapa selangkah di depan orang lain, salah satunya adalah relativitas waktu yang di gunakan untuk beraktivitas.”

3.3.2        Misi Diamond Gallery :
            Misi  PT. Diamond Gallery sebagai berikut :
1.      Berupaya semaksimal mukin untuk menghailkan produk terbaik
2.      Mengutamakan kepuasan pelanggan.

3.3.3        Tujuan  dan Saran
            Tujuan PT. Diamond Gallery :
1.      Menarik minat konsumen yang sedang mencari aksesoris.
2.      Menyalurkan ide kreatif
3.      Menjadi entrprenership
4.      Mencari keuntungan/ laba


Saran PT. Diamond Gallery :
1        Percaya dan yakin bahwa usaha bisa di laksanakan
2        Pandai berkumunikasi
3        Mempunyai etos kerja yang tinggi
4        Mau mndengarkan kritik dan saran orang lain
5        Tidak mudah putus asa
6        Mampu menghasilkan produk yang berkualitas
7        Mengutamakan kepuasan pelanggan
8        Disiplin, bertanggung jawab, kretaif dan inofatif

3.4 Struktur Organisasi dan Fungsi




3.4      Tugas dan Tanggung Jawab
1.      Manager Purchashing

Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pembelian material produksi dan non-produksi berdasarkan jadwal permintaan pembelian sesuai kebutuhan perusahaan yang telah ditetapkan dalam Anggaran

2.      Administration Support

a.       Membuat laporan pembelian & pengeluaran barang ( inventory,material dll
b.      Melakukan pengelolaan pengadaan barang melalui perencanaan secara sistematis dan terkontrol ( FIFO atau ERP/ MRP )
c.       Melakukan pemilihan / seleksi rekanan pengadaan sesuai kriteria perusahaan
d.      Bekerjasama dengan departemen terkait untuk memastikan kelancaran operasional perusahaan
e.      Memastikan kesedian barang/material melalui mekanisme audit / cotrol stock dll.

3.      Inventory Section Head

a.       Menyediakan pemesanan dari bagian marketing dan menyusun rencana produksi sesuai dengan pesanan marketing
b.      Melakukan monitoring pada bagain inventory pada proses produksi, penyimpanan barang di gudang maupun yang akan didatangkan pada perusahaan sehingga saat proses produksi yang membutuhkan bahan dasar bisa berjalan dengan lancar dan seimbang
c.       Vendor Management Section Head
d.      Meningkatkan value for money dari vendor
e.      Memastikan vendor dapat memiliki kinerja selaras dengan tujuan bisnis perusahaan dengan targetnya yaitu pasokan datang tepat waktu, tepat jumlah, tepat kualitas dan tepat tujuan.
f.        Mengelola hubungan dengan vendor  agar vendor bisa mendukung strategi perusahaan.

4.      Receiving Line Head

a.       Menerima produk dari pengiriman vendor dan membongkar truk pada saat pemuatan
b.      Bandingkan daftar kemasan dengan pesanan pembelian perusahaan dan pastikan produk di setiap pengiriman sesuai dengan daftar kemasan.
c.       Berkolaborasi dengan departemen pemasaran untuk mengembangkan jadwal perakitan dan menampilkan potongan pemasaran pabrikan di lantai penjualan


5.      Divisi Logistik
a.       Mencari dan menganalisa calon supplier yang sesuai dengan material yang dibutuhkan 
b.       Melakukan negosiasi harga sesuai standar kualitas material dan memastikan tanggal pengiriman material .
c.       Melakukan koordinasi dengan pihak supplier mengenai kelengkapan dokumen 
d.       Pendukung material sesuai standar mutu yang berlaku .
e.       Berkoordinasi dengan PPIC dan Gudang tentang jadwal dan jumlah material yang akan diorder 


6.      Buyer Section Head
a.       Melakukan pemilihan / seleksi calon vendor atau supplier sesuai kriteria yang diharapkan perusahaan.
b.      Menjalin hubungan kerjasama yang sehat dengan vendor atau supplier.
c.       Menerima PR (Purchase Request) dari departemen terkait untuk diproses menjadi PO (Purchase Order).
d.      Membuat dan mencetak PO (Purchase Order) dan mengirimkannya ke Vendor, agar proses pembelian dapat berjalan dengan baik sesuai jadwal dan spesifikasi yang diinginkan.
e.      Melakukan proses pembelian barang agar tersedianya barang sesuai dengan permintaan kebutuhan pada setiap departemen, agar operasional perusahaan dapat belan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
 
 
 

BAB III
PEMBAHASAN


3.1  Penggambaran Proses Bisnis

Berdasarkan notasi BPMN, proses bisnis pada Divisi Logistik, khususnya kasus penelusuran pengadaan barang (Purchase Order/PO) digambarkan dalam bentuk diagram proses yang ditempatkan pada sebuah pool-lane sehingga terlihat keterkaitan antar divisi Logistik dengan divisi lain maupun dengan mitra bisnisnya. Dalam diagram pool-lane divisi Logistik ditempatkan pada sebuah lane, dengan fungsi customer dan fungsi purchasing pada lane lain pada sebuah Pool yang sama.

Untuk penyederhanaan penggambaran dan mempermudah pemahaman, maka pada level pertama sebetulnya hanya ada 2 pool yang terlihat yaitu pool PT. Diamond Gallery dan pool Gudang. Pada level pertama ini tujuan utama yang ingin dicapai adalah bagaimana merepresentasikan alur kerja di divisi Logistik dalam usahanya memenuhi permintaan customer. Untuk memenuhi permintaan tersebut divisi Logistik melakukan interaksi dengan Purchasing dalam hal membuat permintaan pembelian barang dan interaksi dengan mitra bisnis (Gudang) dalam hal pengiriman barang dan penelusuran ketersediaan barang.

Proses dimulai ketika ada event keperluan barang dari customer. Customer kemudian membuat dokumen permintaan barang yang kemudian dikirimkan ke bagian Logistik dokumen ini (Material Request) kemudian diterima dan logistik akan mengirimkan pesan permintaan status stock jenis barang seperti yang tertera pada dokumen permintaan barang. Pesan ini diterima oleh Perusahaan pengelola pergudangan dan kemudian setelah memeriksa keadaan di Gudang perusahaan ini akan mengirimkan pesan kembali ke bagian Divisi Logistik tentang status keberadaan barang tersebut. Berdasarkan pesan yang diterima ini kemudian bagian Logistik akan melakukan evaluasi. Hasil evaluasi dapat berupa 3 alternatif yaitu:
1.      Jika barang tersedia sesuai permintaan maka divisi logistik akan mengirimkan surat perintah pengeluaran barang (Material Ticket) ke bagian gudang. Kemudian berdasarkan surat tersebut maka gudang akan mengeluarkan barang langsung kepada customer yang meminta dan memberikan laporan pengeluaran barang kepada divisi Logistik.
2.      Jika barang tidak tersedia (stok kosong atau minimum) maka divisi logistik akan membuat surat permintaan pengadaan barang (PR–

Purchase Requisition) kepada divisi

Purchasing/Pengadaan yang masih berada pada perusahaan yang sama (PT,Diamond Gallery). Divisi Purchasing kemudian akan menjawab status permintaan pembelian tersebut.
Jika ternyata status ketersediaan barang belum pasti karena ada proses pembelian dan pengiriman barang yang belum selesai dari supplier (PO/Pembelian bermasalah) maka divisi Logistik akan melakukan penelusuran lebih lanjut kepada supplier (perusahaan terpisah dari PT.Diamond Gallery dan merupakan mitra bisnis PT.Diamond Gallery) dengan meminta konfirmasi data dari bagian pembelian/purchasing.

Divisi logistik kemudian akan membuat laporan hasil pengadaan barang maupun penelusuran status ketersediaan barang sebagai alat untuk mengukur kinerja divisi logistik.
Proses dianggap selesai ketika barang telah terkirim ke customer atau ketika laporan tentang penelusuran PO bermasalah dan penyelesaiannya selesai dibuat.
Proses tersebut digambarkan dalam notasi BPMN seperti yang terlihat pada Gambar 5 dan 6. Pada Gambar 5 notasi lingkaran dengan garis ganda menunjukkan bahwa proses belum selesai dan notasi lingkaran ini menyatakan titik antara. Pada Gambar 6 notasi lingkaran dengan garis tunggal dan tebal menyatakan bahwa proses sudah selesai.


1gambar 3.1 Diagram BPMN
 








2gambar 3.2 Diagram BPMN
 






















Untuk menelusuri kasus Pembelian/PO bermasalah, maka dibuat diagram dekomposisi dari proses evaluasi PO bermasalah.
Proses ini dimulai ketika terjadi PO bermasalah. Berdasarkan data status PO yang belum selesai dari Gudang, maka divisi Logistik akan meminta data PO kepada bagian Purchasing. Data ini kemudian dievaluasi dengan cara melakukan konfirmasi dengan Perusahaan Supplier. Evaluasi yang dilakukan meliputi kasus:
1.      Supplier belum menerima PO.
2.      Barang belum dikirim tetapi PO sudah diterima oleh Supplier
3.      Barang baru dikirim sebagian.
4.      Dari barang yang sudah dikirim ada sebagian yang dikembalikan ke supplier karena rusak (return).
5.      Supplier sedang tidak dapat menyediakan barang tersebut.
Untuk semua kemungkinan tersebut, dari point 2 sampai 4 maka divisi logistik akan meminta konfirmasi dari supplier tentang kesanggupan penyelesaian PO tersebut. Sedangkan utuk point 1 dan 5 maka divisi Logistik akan meneruskan hasil evaluasi tersebut ke bagian Purchasing untuk ditindaklanjuti.
Dekomposisi Diagram untuk pengecualian penelusuran kasus PO bermasalah  diturunkan dari proses “Mengevaluasi PO yang bermasalah “ Pada diagram BPMN , yaitu notasi proses yang ditandai “+” yang berart dapat didekomposisi lebih lanjut Berikut adalah Hasil Dekomposisi :





3gambar 3.3 Diagram BPMN
 
















Proses bisnis pada kasus pengadaan barang di divisi Logistik ini melibatkan beberapa mitra bisnis yang berbeda maka kasus ini sangat sesuai untuk dijadikan model proses bisnis Business to Business (B2B) yang didominasi oleh arus pesan bolak-balik antara pelaku bisnis terkait. Dalam kasus ini, karena sudut pandang permasalahan adalah berdasarkan proses kerja divisi Logistik maka pemodelan proses interaksi antar mitra bisnis dipusatkan pada interaksi antara Logistik dengan Supplier dan Logistik denga Gudang. Pada kasus ini tidak dimodelkan interaksi bisnis antara Supplier dengan Purchasing maupun antara Supplier dengan Gudang.

Proses yang kemudian dapat diinterpretasi dan diimplementasi menjadi suatu sistem B2B adalah:
1.      Interaksi antara divisi Logistik dengan Supplier
2.      Interaksi antara divisi Logistik dengan Gudang

Sedangkan untuk interaksi internal antar divisi dapat dibuatkan semacam media bersama misalnya berupa Enterprise Application Integration

(EAI) yang mendukung komunikasi antara customer (divisi-divisi lain /user), Logistik dan Purchasing. Pada kasus di atas, notasi hubungan B2B dapat dilihat pada gambar III.1 dan III.2, yang menunjukkan adanya aliran pesan antara pool logistik dan gudang


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Dari penerapan metoda BPMN pada kasus pemodelan proses bisnis pengadaan barang Divisi Logistik di atas maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

a.       Pemodelan Proses Bisnis menggunakan BPMN relatif lebih praktis digunakan karena dapat menggambarkan keseluruhan proses dalam satu diagram sederhana sehingga representasi proses bisnis relatif lebih cepat dipahami.

b.      BPMN sangat sesuai digunakan untuk menggambarkan tipe relasi bisnis B2B dengan membedakan antara aliran proses dengan aliran pesan sehingga ketika satu pihak bisnis berinteraksi dengan pihak lain, maka sifat interaksi biasanya hanya berupa pesan, tetapi tidak berupa satu instruksi proses.
c.       Pada kasus di atas, terdapat 3 pool yaitu Pt Diamond Gallery, Gudang dan Supplier. Divisi logistik sebagai bagian dari Pt Diamond Gallery yang kemudian berinterkasi secara internal dan eksternal.

d.      Interaksi eksternal divisi Logistik dengan Gudang dan Supplier kemudian dapat direpresentasikan sebagai tipe relasi bisnis B2B.

4.2  SARAN
a.     Untuk meningkatkan  bagian line section head, untuk meningkatkan kinerja divisi logistik.
b.     Perlu adanya perubahan sistem  di bagian  PO.




DAFTAR PUSTAKA








Tidak ada komentar:

Posting Komentar