MAKALAH
Penerapan BPMN pada Divisi Logistik Purchase Order
di PT. Diamond Gallery
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu
Tugas
Pada Mata Kuliah ERP
Dosen Pengampu Bapak Dedy Alamsyah.,S.Kom
M.kom
Disusun
Oleh :
1. Intan
Nurfiana Narulita ( 14-55-201-190 )
2. Dini
Aulia ( 14-55-201-153
)
3. Fahman
Fahrizal ( 14-55-201-140 )
PROGRAM
STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH TANGERANG
2017
ABSTRAK
BPMN
(Business Process Modelling Notation) adalah suatu metodologi yang relatif baru
tetapi saat ini mulai banyak diterima oleh kalangan luas sebagai suatu model
standar untuk menggambarkan proses bisnis suatu organisasi. BPMN tidak hanya terdiri
atas model diagram tetapi juga dilengkapi dengan serangkaian alat bantu untuk
menurunkan proses tersebut menjadi bahasa eksekusi bisnis. Kelebihan metoda
BPMN dalam memodelkan masalah terletak pada kemampuannya untuk memodelkan
bisnis yang bertipe e-bisnis dengan aliran informasi berupa pesan-pesan
(message) yang dilewatkan antar entitas bisnis.
Pada makalah ini, BPMN dicoba diterapkan untuk memodelkan proses
bisnis fungsi logistik di sebuah perusahaan. Model BPMN dipilih karena dianggap
dapat menggambarkan kondisi proses bisnis yang sebenarnya, yang melibatkan
berbagai pihak di luar perusahaan dalam mengelola logistik, dan kebanyakan
komunikasi antar entitas bisnis dilakukan melalui pesan-pesan dalam konsep
e-bisnis. Dari analisis atas proses bisnis pada divisi logistik tersebut
dihasilkan 2 lapisan model diagram BPMN yaitu level 1 (untuk kasus penelusuran
PO normal) dan level 2 (untuk kasus penelusuran PO bermasalah). Dari hasil
pemodelan ini dapat dilihat adanya interaksi B2B antar berbagai entitas bisnis
yang terkait.
Kata
kunci: BPMN, Proses Bisnis, Logistik,
E-bisnis, B2B.
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis
dalam mengembangkan karya tulis ini yang berjudul “Penerapan
BPMN pada Divisi Logistik Purchase Order
di PT.Diamond Gallery”.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dedy
Alamsyah., S.Kom, M.Kom selaku dosen mata kuliah ERP , yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun karya
tulis ini sebagai tugas kelompok mata kuliah ini.
Dan Tak
lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu penulis dalam mengembangkan karya tulis ini.
Dalam
penulisan karya tulis ini banyak sekali terdapat kekurangan dan kelemahannya
baik dari segi penulisan dan juga materi itu dikarenakan penulis masih dalam
proses belajar. Kritik dan saran yang membangun penulis harapkan dari para
pembaca.
Demikianlah
karya tulis ini penulis buat agar bermanfaat baik bagi diri penulis maupun bagi
orang lain yang membacanya.
Tangerang, November 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Ketatnya persaingan bisnis saat ini menyebabkan perusahaan
berusaha semaksimal mungkin mengoptimasi proses bisnis yang ada di dalam
organisasi. Analisis proses bisnis merupakan salah satu alat untuk mengevaluasi
dan melakukan perbaikan atas proses bisnis. Melalui analisis proses bisnis maka
perusahaan dapat memutuskan proses mana yang dapat dikurangi, diserahkan ke
pihak luar atau dihilangkan sama sekali.
Tahapan
awal dalam menganalisis proses bisnis adalah menggambarkan proses bisnis
tersebut . Agar proses bisnis ini dapat dikomunikasikan dengan mudah ke semua
pihak yang terkait maka diperlukan teknik pemodelan proses bisnis yang praktis
tetapi cukup representatif mewakili proses yang sebenarnya. Salah satu model yang
saat ini mulai banyak diadopsi oleh organisasi adalah BPMN yang dirilis pertama
kali pada pertengahan tahun 2004.
BPMN adalah singkatan dari Business Process Modeling
Notation, yaitu suatu metodologi baru yang dikembangkan oleh Business
Process Modeling Initiative sebagai suatu standard baru pada
pemodelan proses bisnis, dan juga sebagai alat desain pada sistem yang kompleks
seperti sistem e-Business yang berbasis pesan (message-based).Tujuan
utama dari BPMN adalah menyediakan notasi yang mudah digunakan dan bisa
dimengerti oleh semua orang yang terlibat dalam bisnis, yang meliputi bisnis
analis yang memodelkan proses bisnis. Seperti usaha souvenir mug PT.Diamond Gallery penerapan BPMN untuk memodelkan proses bisnis pada divisi logistik
sebuah perusahaan. Model BMPN digunakan karena dalam operasionalnya divisi
logistik perusahaan ini benar-benar berperan sebagai kordinator logistik saja,
tidak meliputi manajemen pergudangan karena pergudangannya diserahkan ke pihak
luar (outsource).
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah, maka Penulis dapat mengambil pokok permasalahan yang dihadapi oleh PT. Diamond
Gallery :
1.
Memperincikan proses kerja
divisi logistic di PT.Diamond Gallery
2.
Memperincikan
Proses bisnis pada divisi logistik untuk mencapai kinerja optimal divisi
Logistik di PT.Diamond Gallery.
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan permasalahan dalam Makalah proses bisnis ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana
proses perincian proses kerja divisi logistik di PT.Diamond
Gallery ?
2. Bagaimana
proses Proses bisnis pada divisi logistik untuk mencapai kinerja optimal Divisi
Logistik di PT.Diamond Gallery ?
1.4 Batasan Masalah
Untuk memperjelas pemodelan maka dilakukan pembatasan, asumsi dan
penegasan keadaan sebagai berikut:
1.
Proses bisnis
yang dimodelkan adalah berdasarkan proses kerja divisi logistik dan tidak
memperhatikan secara terperinci proses kerja di divisi lain.
2.
Fungsi bisnis
Supplier dan Gudang dikelola oleh perusahaan terpisah (tidak berada pada
satu perusahaan yang sama)
3.
Fungsi bisnis
Supplier dan Gudang juga berada di luar perusahaan yang dikaji
PT.Diamond Gallery dan merupakan mitra bisnis PT.Diamond Gallery
4.
Divisi
Logistik tidak menangani fungsi pembelian barang, penetapan harga, pemilihan
mitra bisnis (supplier/gudang), dan pengadaan tender.
5.
Proses bisnis
dimodelkan untuk mencapai kinerja optimal divisi Logistik yaitu dapat memenuhi
permintaan barang dan dapat menelusuri jejak status setiap permintaan barang.
1.5 Tujuan dan Manfaat Makalah
1.5.1.
Adapun
tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Sebagai studi kasus Program Studi Teknik Informatika di
Universitas Muhammadiyah Tangerang.
2.
Untuk menganalisa bisnis proses usaha souvenir mug di PT.Diamond Gallery
1.5.2.
Adapun
manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Penulis
Untuk mengembangkan kemampuan dan
menerapkan ilmu pengetahuan yang
telah penyusun dapatkan dari bangku kuliah kedalam dunia kerja secara langsung
serta pengalaman dan wawasan pengetahuan bagaimana proses bisnis divisi
logistik .
2.
PT. Diamond Gallery
Menjadikankan hasil ini untuk mengetahui bagaimana proses bisnis
dan proses kerja di bagian Divisi logistik PT.Diamond Gallery.
3.
Universitas Muhammadiyah Tangerang
Dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi untuk mengukur tingkat
keberhasilan lembaga dalam pendidikan.
1.6
Metode
Penelitian
1.6.1 Teknik Pengumpulan Data
1.
Metode Observasi
Penyusun mengumpulkan data melalui riset dan peninjauan langsung
dengan melihat proses kerja pada proses bisnis souvenir mug di PT.Diamond
Gallery sehingga dapat diketahui hambatan-hambatan serta kekurangan yang
terjadi dalam melaksanakan pekerjaan tersebut.
2.
Metode Wawancara
Wawancara dilakukan kepada
yang bersangkutan terhadap proses bisnis souvenir mug di PT.Diamond Gallery,sehingga
dapat diketahui permasalahan yang terjadi.
1.7
Sistematika
Penulisan
Sistematika ini dibuat secara menyeluruh dan berkaitan satu sama
lain dengan maksud dan tujuan untuk mempermudah dalam pengambilan keputusan.
Adapun sistematika penulisan Makalah ini yaitu:
Bab I Pendahuluan
Bab ini penyusun menjelaskan bagian pengantar dari masalah yang di
bahas dalam makalah ini, yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan
sistematika penulisan.
Bab II Gambaran
Umum Perusahaan
Pada bab ini penyusun menjelaskan dan terinci tentang profil
perusahaan dan sistem yang digunakan sebagai bahan penulisan makalah yang
berisi nama badan usaha, struktur organisasi, lokasi atau tempat serta ruang
lingkup perusahaan itu sendiri. Memberikan gambaran tentang bagaimana prosedur
dari sistem yang sudah ada meliputi jalannya yang disesuaikan dengan ruang
lingkup kegiatan yang digunakan oleh suatu badan usaha atau organisasi.
Bab III Pembahasan
Pada bab ini penyusun menjelaskan bagaimana tugas divisi logistik dalam
penerapan BPMN di usaha souvenir mug di PT.Diamond Gallery
Bab V Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini kesimpulan
penyusun dalam melakukan analisa selama kerja praktek di PT. Diamond
Gallery, dan juga saran dan masukan penyusun dalam membantu masalah yang ada di
PT. Diamond Gallery berdasarkan analisa penulis.
BAB
III
GAMBARAN
UMUM PT.DIAMOND GALLERY
3.1
Umum
PT. Diamond Gallery adalah perusahaan swasta yang
bergerak di bidang percetakan mug . Perusahaan ini menyediakan berbagai macam
mug , mulai dari pembuatan bentuk mug hingga
melayani sablon mug untuk souvenir – souvenir pernikahan ataupun acara
lainnya .
3.2
Sejarah PT. Diamond Gallery
Didirikan pada tahun 2016 dengan nama PT. Diamond
Gallery merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang
percetakan . Didirikan pada tanggal
15 juni 2016, awalnya hanyalah usaha sampingan dari seorang mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Tangerang . Namun berjalannya waktu usaha ini semakin
besar , semakin di minati oleh masyarakat, untuk souvenir khususnya . PT.
Diamond Gallery kini semakin berkembang pesat , sehingga tiap bulan selalu
merekrut karyawan-karyawan melihat permintaan pasar semakin melonjak . Dimana
alamat usaha souvenir PT. Diamond Gallery ini berada di Kp.Gembor RT 03 RW 05 , Pasir Jaya ,
Jatiuwung , Tangerang .
Usaha
pembuatan Mug ini memang sangat di
butuhkan untuk sekarang ini, mug salah satu media yang disukai masyarakat
khususnya perusahaan perusahan besar untuk ajang promosi .
PT.Diamond
Gallery ini di pimpin oleh Bapak Azka Wibisono, dimana beliau sudah
berpengalaman tentang proses pembuatan mug mulai dari memilih bahan untuk di
produksi hingga proses pemasarannya ke masysrakat . Metode yang di gunakan
dalam pemasarannya sering dengan menggunakan media sosial lalu bermuncul kan
distributor, reseller, bahkan hingga system dropsis .
3.3
Visi, Misi dan Tujuan
3.3.1
Visi Diamond Gallery
Visi
PT. Diamond Gallery sebagai berikut :
“Ketika
konsumen/pembeli menggunakan gelas inovasi tersebut pengguna akan merasa bahwa
sosok mereka telah beberapa selangkah di depan orang lain, salah satunya adalah
relativitas waktu yang di gunakan untuk beraktivitas.”
3.3.2
Misi Diamond Gallery :
Misi
PT. Diamond Gallery sebagai berikut :
1. Berupaya
semaksimal mukin untuk menghailkan produk terbaik
2. Mengutamakan
kepuasan pelanggan.
3.3.3
Tujuan dan Saran
Tujuan
PT. Diamond Gallery :
1. Menarik
minat konsumen yang sedang mencari aksesoris.
2. Menyalurkan
ide kreatif
3. Menjadi
entrprenership
4. Mencari
keuntungan/ laba
Saran
PT. Diamond Gallery :
1
Percaya dan yakin
bahwa usaha bisa di laksanakan
2
Pandai berkumunikasi
3
Mempunyai etos kerja
yang tinggi
4
Mau mndengarkan kritik
dan saran orang lain
5
Tidak mudah putus asa
6
Mampu menghasilkan
produk yang berkualitas
7
Mengutamakan kepuasan
pelanggan
8
Disiplin, bertanggung
jawab, kretaif dan inofatif
3.4
Struktur Organisasi dan Fungsi
3.4 Tugas
dan Tanggung Jawab
1. Manager Purchashing
Melakukan
pengawasan dan pengendalian terhadap pembelian material produksi dan
non-produksi berdasarkan jadwal permintaan pembelian sesuai kebutuhan
perusahaan yang telah ditetapkan dalam Anggaran
2. Administration Support
a. Membuat laporan pembelian & pengeluaran barang ( inventory,material dll
b. Melakukan pengelolaan pengadaan barang melalui perencanaan
secara sistematis dan terkontrol ( FIFO atau ERP/ MRP )
c. Melakukan pemilihan / seleksi rekanan pengadaan sesuai
kriteria perusahaan
d. Bekerjasama dengan departemen terkait untuk memastikan
kelancaran operasional perusahaan
e. Memastikan kesedian barang/material melalui mekanisme audit /
cotrol stock dll.
3. Inventory Section Head
a. Menyediakan pemesanan dari bagian marketing dan menyusun
rencana produksi sesuai dengan pesanan marketing
b. Melakukan monitoring pada bagain inventory pada proses
produksi, penyimpanan barang di gudang maupun yang akan didatangkan pada
perusahaan sehingga saat proses produksi yang membutuhkan bahan dasar bisa
berjalan dengan lancar dan seimbang
c. Vendor Management Section Head
d. Meningkatkan value
for money dari vendor
e. Memastikan
vendor dapat memiliki kinerja selaras dengan tujuan bisnis perusahaan dengan
targetnya yaitu pasokan datang tepat waktu, tepat jumlah, tepat kualitas dan
tepat tujuan.
f.
Mengelola hubungan dengan vendor
agar vendor bisa mendukung strategi perusahaan.
4. Receiving Line Head
a. Menerima produk dari pengiriman vendor dan membongkar truk
pada saat pemuatan
b. Bandingkan
daftar kemasan dengan pesanan pembelian perusahaan dan pastikan produk di
setiap pengiriman sesuai dengan daftar kemasan.
c. Berkolaborasi
dengan departemen pemasaran untuk mengembangkan jadwal perakitan dan
menampilkan potongan pemasaran pabrikan di lantai penjualan
5. Divisi
Logistik
a.
Mencari dan menganalisa calon
supplier yang sesuai dengan material yang dibutuhkan
b.
Melakukan negosiasi harga
sesuai standar kualitas material dan memastikan tanggal pengiriman
material .
c.
Melakukan koordinasi dengan
pihak supplier mengenai kelengkapan dokumen
d.
Pendukung material sesuai
standar mutu yang berlaku .
e.
Berkoordinasi dengan PPIC dan
Gudang tentang jadwal dan jumlah material yang akan diorder
6. Buyer
Section Head
a. Melakukan
pemilihan / seleksi calon vendor atau supplier sesuai kriteria yang diharapkan
perusahaan.
b. Menjalin
hubungan kerjasama yang sehat dengan vendor atau supplier.
c. Menerima
PR (Purchase Request) dari departemen terkait untuk diproses menjadi PO
(Purchase Order).
d. Membuat
dan mencetak PO (Purchase Order) dan mengirimkannya ke Vendor, agar proses
pembelian dapat berjalan dengan baik sesuai jadwal dan spesifikasi yang
diinginkan.
e. Melakukan
proses pembelian barang agar tersedianya barang sesuai dengan permintaan
kebutuhan pada setiap departemen, agar operasional perusahaan dapat belan
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Penggambaran
Proses Bisnis
Berdasarkan
notasi BPMN, proses bisnis pada Divisi Logistik, khususnya kasus penelusuran
pengadaan barang (Purchase Order/PO) digambarkan dalam bentuk diagram
proses yang ditempatkan pada sebuah pool-lane sehingga terlihat
keterkaitan antar divisi Logistik dengan divisi lain maupun dengan mitra
bisnisnya. Dalam diagram pool-lane divisi Logistik ditempatkan pada
sebuah lane, dengan fungsi customer dan fungsi purchasing pada
lane lain pada sebuah Pool yang sama.
Untuk
penyederhanaan penggambaran dan mempermudah pemahaman, maka pada level pertama
sebetulnya hanya ada 2 pool yang terlihat yaitu pool PT. Diamond Gallery dan
pool Gudang. Pada level pertama ini tujuan utama yang ingin dicapai adalah
bagaimana merepresentasikan alur kerja di divisi Logistik dalam usahanya
memenuhi permintaan customer. Untuk memenuhi permintaan tersebut divisi
Logistik melakukan interaksi dengan Purchasing dalam hal membuat
permintaan pembelian barang dan interaksi dengan mitra bisnis (Gudang)
dalam hal pengiriman barang dan penelusuran ketersediaan barang.
Proses
dimulai ketika ada event keperluan barang dari customer. Customer kemudian
membuat dokumen permintaan barang yang kemudian dikirimkan ke bagian Logistik
dokumen ini (Material Request) kemudian diterima dan logistik akan
mengirimkan pesan permintaan status stock jenis barang seperti yang
tertera pada dokumen permintaan barang. Pesan ini diterima oleh Perusahaan
pengelola pergudangan dan kemudian setelah memeriksa keadaan di Gudang
perusahaan ini akan mengirimkan pesan kembali ke bagian Divisi Logistik tentang
status keberadaan barang tersebut. Berdasarkan pesan yang diterima ini kemudian
bagian Logistik akan melakukan evaluasi. Hasil evaluasi dapat berupa 3
alternatif yaitu:
1.
Jika barang
tersedia sesuai permintaan maka divisi logistik akan mengirimkan surat perintah
pengeluaran barang (Material Ticket) ke bagian gudang. Kemudian
berdasarkan surat tersebut maka gudang akan mengeluarkan barang langsung kepada
customer yang meminta dan memberikan laporan pengeluaran barang kepada divisi
Logistik.
2.
Jika barang
tidak tersedia (stok kosong atau minimum) maka divisi logistik akan membuat
surat permintaan pengadaan barang (PR–
Purchase
Requisition) kepada
divisi
Purchasing/Pengadaan yang masih berada pada perusahaan yang sama
(PT,Diamond Gallery). Divisi Purchasing kemudian akan menjawab status
permintaan pembelian tersebut.
Jika ternyata status ketersediaan
barang belum pasti karena ada proses pembelian dan pengiriman barang yang belum
selesai dari supplier (PO/Pembelian bermasalah) maka divisi
Logistik akan melakukan penelusuran lebih lanjut kepada supplier
(perusahaan terpisah dari PT.Diamond Gallery dan merupakan mitra bisnis PT.Diamond
Gallery) dengan meminta konfirmasi data dari bagian pembelian/purchasing.
Divisi
logistik kemudian akan membuat laporan hasil pengadaan barang maupun
penelusuran status ketersediaan barang sebagai alat untuk mengukur kinerja
divisi logistik.
Proses
dianggap selesai ketika barang telah terkirim ke customer atau ketika laporan
tentang penelusuran PO bermasalah dan penyelesaiannya selesai dibuat.
Proses
tersebut digambarkan dalam notasi BPMN seperti yang terlihat pada Gambar 5 dan
6. Pada Gambar 5 notasi lingkaran dengan garis ganda menunjukkan bahwa proses
belum selesai dan notasi lingkaran ini menyatakan titik antara. Pada Gambar 6
notasi lingkaran dengan garis tunggal dan tebal menyatakan bahwa proses sudah
selesai.
|
|
Untuk
menelusuri kasus Pembelian/PO bermasalah, maka dibuat diagram dekomposisi dari
proses evaluasi PO bermasalah.
Proses ini
dimulai ketika terjadi PO bermasalah. Berdasarkan data status PO yang belum
selesai dari Gudang, maka divisi Logistik akan meminta data PO kepada bagian Purchasing.
Data ini kemudian dievaluasi dengan cara melakukan konfirmasi dengan Perusahaan
Supplier. Evaluasi yang dilakukan meliputi kasus:
1.
Supplier belum menerima PO.
2.
Barang belum
dikirim tetapi PO sudah diterima oleh Supplier
3.
Barang baru
dikirim sebagian.
4.
Dari barang
yang sudah dikirim ada sebagian yang dikembalikan ke supplier karena
rusak (return).
5.
Supplier sedang tidak dapat menyediakan barang tersebut.
Untuk semua
kemungkinan tersebut, dari point 2 sampai 4 maka divisi logistik akan meminta
konfirmasi dari supplier tentang kesanggupan penyelesaian PO tersebut.
Sedangkan utuk point 1 dan 5 maka divisi Logistik akan meneruskan hasil
evaluasi tersebut ke bagian Purchasing untuk ditindaklanjuti.
Dekomposisi
Diagram untuk pengecualian penelusuran kasus PO bermasalah diturunkan dari proses “Mengevaluasi PO yang
bermasalah “ Pada diagram BPMN , yaitu notasi proses yang ditandai “+” yang
berart dapat didekomposisi lebih lanjut Berikut adalah Hasil Dekomposisi :
|
Proses bisnis
pada kasus pengadaan barang di divisi Logistik ini melibatkan beberapa mitra
bisnis yang berbeda maka kasus ini sangat sesuai untuk dijadikan model proses
bisnis Business to Business (B2B) yang didominasi oleh arus pesan
bolak-balik antara pelaku bisnis terkait. Dalam kasus ini, karena sudut pandang
permasalahan adalah berdasarkan proses kerja divisi Logistik maka pemodelan
proses interaksi antar mitra bisnis dipusatkan pada interaksi antara Logistik
dengan Supplier dan Logistik denga Gudang. Pada kasus ini tidak
dimodelkan interaksi bisnis antara Supplier dengan Purchasing
maupun antara Supplier dengan Gudang.
Proses yang
kemudian dapat diinterpretasi dan diimplementasi menjadi suatu sistem B2B
adalah:
1.
Interaksi
antara divisi Logistik dengan Supplier
2.
Interaksi
antara divisi Logistik dengan Gudang
Sedangkan
untuk interaksi internal antar divisi dapat dibuatkan semacam media bersama
misalnya berupa Enterprise Application Integration
(EAI) yang mendukung komunikasi
antara customer (divisi-divisi lain /user), Logistik dan Purchasing.
Pada kasus di atas, notasi hubungan B2B dapat dilihat pada gambar III.1 dan
III.2, yang menunjukkan adanya aliran pesan antara pool logistik dan
gudang
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
Dari
penerapan metoda BPMN pada kasus pemodelan proses bisnis pengadaan barang
Divisi Logistik di atas maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
a. Pemodelan Proses Bisnis menggunakan
BPMN relatif lebih praktis digunakan karena dapat menggambarkan keseluruhan
proses dalam satu diagram sederhana sehingga representasi proses bisnis relatif
lebih cepat dipahami.
b. BPMN sangat sesuai digunakan untuk
menggambarkan tipe relasi bisnis B2B dengan membedakan antara aliran proses
dengan aliran pesan sehingga ketika satu pihak bisnis berinteraksi dengan pihak
lain, maka sifat interaksi biasanya hanya berupa pesan, tetapi tidak berupa
satu instruksi proses.
c. Pada kasus di atas, terdapat 3 pool
yaitu Pt Diamond Gallery, Gudang dan Supplier. Divisi logistik sebagai
bagian dari Pt Diamond Gallery yang kemudian berinterkasi secara internal dan
eksternal.
d. Interaksi eksternal divisi Logistik
dengan Gudang dan Supplier kemudian dapat direpresentasikan sebagai tipe
relasi bisnis B2B.
4.2 SARAN
a.
Untuk meningkatkan
bagian line section head, untuk
meningkatkan kinerja divisi logistik.
b.
Perlu adanya perubahan sistem di bagian
PO.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar